Resistor (R)
Sering juga disebut dengan tahanan,
hambatan, penghantar, atau resistansi dimana resistor mempunyai fungsi sebagai
penghambat arus, pembagi arus , dan pembagi tegangan.
Nilai resistor tergantung dari
hambatan jenis bahan resistor itu sendiri (tergantung dari bahan pembuatnya),
panjang dari resistor itu sendiri dan luas penampang dari resistor itu sendiri.
Satuan dari resistor : Ohm (Ω)
Jika suatu resistor dilewati oleh
sebuah arus maka pada kedua ujung dari resistor tersebut akan menimbulkan beda
potensial atau tegangan. Hukum yang didapat dari percobaan ini adalah Hukum
Ohm.
Cara Membaca Nilai Resistor – Resistor
merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh
dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak
diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang
menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode
warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada
PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan
Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili
oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai
yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya
diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.
Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan
cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor
adalah Ohm (Ω).
Cara menghitung nilai Resistor
berdasarkan Kode Warna
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang
berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body)
Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh
Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak
jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang
Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang
bersangkutan.
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1
(pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-3 atau
pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang
ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 4 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 10 * 105
= 1.000.000 Ohm atau 1 MOhm dengan toleransi 10%.
Penghitungan Resistor dengan 5 gelang Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1
(pertama)
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3
Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau
pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n)
Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut
Contoh :
Gelang ke 1 : Coklat = 1
Gelang ke 2 : Hitam = 0
Gelang ke 3 : Hijau = 5
Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang
ke-2; atau kalikan 105
Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10%
Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105
= 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau
2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi
Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm
atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi
Cara menghitung Toleransi :
2.200 Ohm dengan Toleransi 5% =
2200 – 5% = 2.090
2200 + 5% = 2.310
ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar
antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm
Untuk mempermudah menghafalkan warna di Resistor, kami
memakai singkatan seperti berikut :
HI CO ME O KU JAU BI UNG A PU
(HItam, COklat, MErah, Orange, KUning. HiJAU, BIru,
UNGu, Abu-abu, PUtih)
Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Angka
:
Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip
lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai
pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen
Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut
dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh :
Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip
Resistor adalah 4 7 3;
Cara pembacaannya adalah :
Masukkan Angka ke-1 langsung = 4
Masukkan Angka ke-2 langsung = 7
Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau
kalikan dengan 10³
Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47
kOhm)
Contoh-contoh perhitungan lainnya :
222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm
103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm
334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330
Kilo Ohm
Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini :
(Tulisan R menandakan letaknya koma decimal)
4R7 = 4,7 Ohm
0R22 = 0,22 Ohm
Keterangan :
Ohm = Ω
Kilo Ohm = KΩ
Mega Ohm = MΩ
1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ )
1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ)
cara pengujian kerusakan resistor
Menguji Resistor/Tahanan Tetap Walaupun komponen ini
tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan multimeter kita akan
menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan adanya kerusakan yang disebabkan
oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya karena terbakar/korsleting karena
tidak tahan menahan arus yang lebih besar dari nilainya hambatannya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh
membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak - balik probe merah
(+) dan probe hitam (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
a. Memutar saklar multitester sampai pada posisi R x
Ohm.
b. Kalibrasi dengan menghubungkan probe merah (+) dan
probe hitam (-). Kemudian memutar penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol
(0). Atau putar control adjusment untuk menyesuaikan.
c. Setelah itu kita hubungkan probe merah (+) pada
salah satu kaki resistor, begitu pula dengan probe hitam (-) pada kaki yang
lain.
d. Perhatikan jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh
atau sebaliknya,
jika bergerak dan tak kembali berarti komponen masih
baik.
Bila sebaliknya jarum penunjuk skala tidak bergerak
berarti Resistor rusak.
e. Komponen resistor yang masih baik juga bisa dinilai
dengan sama atau tidak nilai komponen resistor yang tertera pada gelang -
gelang warnanya dengan pengukuran menggunakan multimeter
Induktor
Sebuah induktor atau reaktor adalah
sebuah komponen
elektronika pasif (kebanyakan
berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi
pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk
menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah
sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di
dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu
komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan
tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal
memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada
kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena
resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor
dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan
daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya di
dalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami
nonlinearitas karena penjenuhan.
Sebuah induktor ideal
tidak menimbulkan kerugian terhadap arus yang melewati lilitan. Tetapi,
induktor pada umumnya memiliki resistansi lilitan dari kawat yang digunakan
untuk lilitan. Karena resistansi lilitan terlihat berderet dengan induktor, ini
sering disebut resistansi deret. Resistansi deret induktor mengubah arus
listrik menjad bahang, yang menyebabkan pengurangan kualitas induktif. Faktor
kualitas atau "Q" dari sebuah induktor adalah perbandingan reaktansi
induktif dan resistansi deret pada frekuensi tertentu, dan ini merupakan
efisiensi induktor. Semakin tinggi faktor Q dari induktor, induktor tersebut
semakin mendekati induktor ideal tanpa kerugian.
Faktor Q dari sebuah
induktor dapat diketahui dari rumus berikut, dimana R merupakan
resistansi internal dan adalah resistansi kapasitif atau induktif
pada resonansi:
Dengan menggunakan
inti feromagnetik, induktansi dapat ditingkatkan untuk jumlah tembaga yang
sama, sehingga meningkatkan faktor Q. Inti juga memberikan kerugian pada
frekuensi tinggi. Bahan inti khusus dipilih untuk hasil terbaik untuk jalur
frekuensi tersebut. Pada VHF atau frekuensi yang lebih tinggi, inti udara
sebaiknya digunakan.
Lilitan induktor pada
inti feromagnetik mungkin jenuh pada arus tinggi, menyebabkan pengurangan
induktansi dan faktor Q yang sangat signifikan. Hal ini dapat dihindari dengan
menggunakan induktor inti udara. Sebuah induktor inti udara yang didesain
dengan baik dapat memiliki faktor Q hingga beberapa ratus.
Sebuah kondensator
nyaris ideal (faktor Q mendekati tak terhingga) dapat dibuat dengan membuat
lilitan dari kawat superkonduktor pada helium atau nitrogen cair. Ini membuat
resistansi kawat menjadi nol. Karena induktor superkonduktor hampir tanpa kerugian,
ini dapat menyimpan sejumlah besar energi listrik dalam lilitannya.
Pengujian Komponen Induktor
Berikut ini langkah-langkah pengujian komponen
Induktor.
I. Dasar
Tiga langkah dasar bila mengukur dengan posisi OHM pada multimeter:
1. Putar dan letakan Jangka Pemilih (selektor) pada posisi OHM.
2. Pilih salah satu batas ukur ( range ) yaitu x1, x10, 100, x1k, x10k atau x100k.
3. Nol secara tepat skala ukur sebelah kanan dengan pengatur nol sebelah kanan ( adjust zero ) hanya untuk multimeter Analog.
I. Dasar
Tiga langkah dasar bila mengukur dengan posisi OHM pada multimeter:
1. Putar dan letakan Jangka Pemilih (selektor) pada posisi OHM.
2. Pilih salah satu batas ukur ( range ) yaitu x1, x10, 100, x1k, x10k atau x100k.
3. Nol secara tepat skala ukur sebelah kanan dengan pengatur nol sebelah kanan ( adjust zero ) hanya untuk multimeter Analog.
II. Pengujian komponen induktor
Dengan alat ukur Ohm meter kita dapat menguji induktor,apakah induktor ini:
a.Bagus dimana nilai perlawanan kecil atau besar.
b.Putus dimana nilai perlawanan tak terhingga.
Dalam rumah multimeter ( alat-ukur Ohm ) terdapat baterai sebagai sumber-arus alat ukur,maka:
a.Kutub positif baterai berkoneksi dengan lubang negatif alat-ukur ohm.
b.Kutub negatif baterai berkoneksi dengan lubang positif alat–ukur ohm.
III. Menguji induktor
Pada multimeter perlu diingat yaitu pada posisi ohmmeter dimana:
•Kabel hitam ( - ) ialah positif baterai ohmmeter.
•Kabel merah ( + ) ialah negatif baterai ohmmeter.
Dengan alat-ukur ohm atau multimeter kita akan mengukur nilai perlawanan induktor.
A. Sesama gulungan:
•Apa bila jarum bergerak maka induktor bagus.
•Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor putus.
B. Antar gulungan
•Apa bila jarum tidak bergerak maka induktor bagus.
•Apa bila jarum bergerak maka induktor putus.
•Bila jarum tidak bergerak jauh berarti induktor kemungkinan induktor bocor untuk lebih akurat pengujian Bocor atau hubung singkat antar kawat emailnya atau antar gulungan hanya dapat dilihat dengan osiloskop dengan bantuan menginjeksikan isyarat bentuk blok.
Kapasitor
Pengertian Kapasitor
Pengertian Kapasitor adalah perangkat komponen
elektronika yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik dan
terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat (dielektrik)
pada tiap konduktor atau yang disebut keping. Kapasitor
biasanya disebut dengan sebutan kondensator yang merupakan komponen listrik
dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik.
Prinsip kerja kapasitor pada umunya
hampir sama dengan resistor yang juga termasuk ke dalam komponen
pasif. Komponen pasif adalah jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus
panjar. Kapasitor sendiri terdiri dari dua lempeng logam (konduktor) yang
dipisahkan oleh bahan penyekat (isolator). Penyekat atau isolator banyak
disebut sebagai bahan zat dielektrik.
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua
komponen tersebut berguna untuk membedakan jenis-jenis kapasitor. Di dunia ini
terdapat beberapa kapasitor yang menggunakan bahan dielektrik, antara lain
kertas, mika, plastik cairan dan masih banyak lagi bahan dielektrik lainnya.
Dalam rangkaian elektronika, kapasitor sangat diperlukan terutama untuk
mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang mengandung kumparan.
Selain itu, kapasitor juga dapat menyimpan muatan atau energi listrik dalam
rangkaian, dapat memilih panjang gelombang pada radio penerima dan sebagai
filter dalam catu daya (Power Supply).
Fungsi kapasitor dalam rangkaian elektronik sebagai
penyimpan arus atau tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor dapat berfungsi
sebagai isulator (penahan arus listrik), sedangkan untuk arus AC, kapasitor
berfungsi sebagai konduktor (melewatkan arus listrik). Dalam penerapannya,
kapasitor banyak di manfaatkan sebagai filter atau penyaring, perata tegangan
yang digunakan untuk mengubah AC ke DC, pembangkit gelombang AC (Isolator) dan
masih banyak lagi penerapan lainnya.
Jenis-Jenis Kapasitor terbagi
menjadi bermacam-macam. Karena dibedakan berdasarkan polaritasnya, bahan
pembuatan dan ketetapan nilai kapasitor. Selain memiliki jenis yang banyak,
bentuk dari kapasitor juga bervariasi. Contohnya kapasitor kertas yang besar
kapasitasnya 0.1 F, kapasitor elektrolit yang besar kapasitasnya 105 pF dan
kapasitor variable yang besar kapasitasnya bisa kita rubah hingga maksimum 500
pF.
Mengukur kapasitor menggunakan
multimeter analog melalui fungsi ohm meter. Dengan memahami prinsip kerja
kapasitor sebagai penyimpan muatan listrik sementara maka kita dapat mengetest kondisi kapasitor menggunakan multimeter.
Kapasitor adalah komponen elektronik yang dirancang untuk dapat menyimpan dan
membuang tegangan arus listrik searah (Direct Current Voltage/DCV). Kapasitor
terbagi dalam dua jenis. Pertama, kapasitor yang memiliki kutub positip (+) dan
negatip (-). Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (polarised
capacitor). Kedua, kapasitor yang tidak memiliki kutub positip (+) dan negatip
(-). Disebut kapasitor non polar (unpolarised capacitor).
Cara Mengukur Kapasitor Menggunakan Multimeter
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengukur
kapasitor polar adalah ;
- Kabel penyidik (probes) positip (+) yang berwarna merah diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda positip (+).
- Kabel penyidik (probes) negatip (-) yang berwarna hitam diletakkan pada kaki kapasitor yang bertanda negatip (-).
- Saklar jangkauan ukur pada posisi Ω, batas ukur (range) berada pada posisi x1, x10 atau kΩ, sesuai kebutuhan.
- Untuk kapasitor non polar (unpolarised) kedua kabel penyidik (probes) dapat diletakkan secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat skema pengukuran
kapasitor pada gambar berikut.
Langkah-Langkah Mengukur Kapasitor Menggunakan
Multimeter
- Masukkan kabel penyidik (probes) warna merah ke lubang kabel penyidik yang bertanda positip (+), kabel penyidik (probes) warna hitam ke lubang kabel penyidik yang bertanda negatip (-).
- Jika diperlukan, menggunakan sekrup pengatur posisi jarum (preset), atur posisi jarum pada papan skala sehingga berada pada posisi angka nol.
- Atur saklar jangkauan ukur pada posisi Ω.
- Batas ukur (range) pada posisi x1, x10 atau kΩ sesuai kebutuhan.
- Ujung dari kedua kabel penyidik (probes) dipertemukan.
- Menggunakan tombol pengatur posisi jarum pada angka nol (zero adjustment), atur posisi jarum pada papan skala hingga menunjukkan angka nol.
- Mengacu pada gambar diatas, letakkan kabel penyidik (probes) warna merah (+) pada kaki positip (+) kapasitor non polar (kaki positip biasanya berukuran lebih panjang ketimbang kaki negatip), kabel penyidik (probes) warna hitam (-) ke kaki negatip.
- Jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan untuk kemudian kembali ke kiri, artinya : kapasitor polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak ke kanan dan tidak kembali lagi ke kiri, artinya : kapasitor polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
- Letakkan ujung kabel penyidik (probes) warna merah (+) dan kabel penyidik (probes) warna hitam (-) secara sembarang (acak) ke kaki kapasitor non polar.
- Jarum pada papan skala tidak bergerak (atau bergerak sedikit), artinya : kapasitor non polar masih baik dan dapat digunakan. (Jika jarum pada papan skala bergerak jauh ke kanan, artinya : kapasitor non polar sudah rusak dan tidak dapat digunakan).
Dengan memahami prinsip kerja kapasitor sebagai
penyimpan muatan listrik sementara maka kita dapat menentukan kondisi
kapasitor menggunakan multimeter. Pada kapasitor dengan kapasitas
kecil maka simpangan jarum multimeter akan lebih cepat dan sedikit, dan pada
kasitor dengan kapasitor berkapasitas besar maka proses kembalinya jarum
multimeter akan lebih lambat pada saat mengukur kapasitor menggunakan multimeter.
0 komentar:
Posting Komentar